Film ini sangat memberikan kita inspirasi karena kegagalan-kegagalan atau masalah-masalah yang kita hadapi jangan sampai membuat kita jauh dari Tuhan tapi justru sebaliknya, kegagalan-kegagalan atau masalah-masalah itu harus membuat kita semakin lebih dekat kepada Tuhan dan berserah kepada-Nya. Karena hanya Tuhanlah jawaban dari segala masalah kita asal kita percaya dan tidak mengeraskan hati kita tetapi tetap mau dengar firman Tuhan serta taat apa yang dikatakan Tuhan melalui firman-Nya. Maka sudut pandang atau paradigma kitapun akan berubah seturut yang Tuhan inginkan dari diri kita.
Film ini bercerita tentang seorang pelatih football yang selama enam tahun karirnya selalu kalah alias tidak pernah memenangkan sebuah musim kompetisi sekalipun, sampai-sampai dia mau diganti oleh dewan sekolah tempat dia bekerja.
Kepercayaan diri pelatih ini mulai hilang karena pemain terbaik di timnya pindah ke sekolah lain agar dapat bergabung ke tim football yang lebih bagus dan asisten yang sekaligus sahabatnya hampir terprovokasi untuk meninggalkannya. Semua orang tua muridpun tidak menyukainya. Setelah kalah di tiga pertandingan pertama di musim kompetisi, pelatih Taylor mengetahui bahwa sekelompok orangtua murid sedang mendiskusikan agar pelatih ini dipecat.
Begitu juga kehidupan pribadi Pelatih ini yang juga cukup menyedihkan karena dalam 4 tahun
pernikahannya dia belum dikarunia anak dan divonis mandul. Ditambah lagi tekanan dari kondisi keuangan yang parah, dikarenakan gaji yang diterimanya kecil, Pelatih Taylor benar-benar kehilangan harapan dalam
mengatasi perasaan takut dan kegagalan yang dialaminya.
Dalam rasa frustrasi yang dalam, Pelatih Taylor mengurung diri di rumah dan menghabiskan waktu dari hari-harinya dengan membaca dan membaca. Seringkali Pelatih Taylor tidak bisa tidur atau terbangun tengah malam dan mulai membaca, sampai akhirnya tertidur kelelahan. Buku yang dibacanya adalah HOLLY BIBLE.
Sampai suatu hari dia menyerah, dan tanya kepada Tuhan. ”God, What do You Want?”. Ia kemudian membuka alkitab dan menemukan ayat yang menggugah hatinya yaitu: APA TUJUAN HIDUP? Disitulah dia menemukan pencerahan. Dengan dibantu seorang bapak yang datang kepada pelatih itu dan ia membacakan salah satu ayat dari kitab suci yang berisi tentang "jangan pernah menyerah, selagi masih ada halangan masih ada jalan untuk berusaha". Bapak itu mengaku mungkin Tuhan yang menyuruhnya membacakan ayat ini kepada pelatih itu.
Dari pembacaan Alkitab dia mengingat Tuhan, bahwa Allah itu mengasihinya dan Allah juga berkuasa akan hidupnya sehingga paradigma dan pandangan hidupnya berubah drastis, bukan lagi ‘target oriented’ melainkan menjadi ‘process oriented’. Hari-harinya berubah. Dia menjadi lebih banyak berdoa dan berseru kepadaNYA. Dia menyerahkan segenap masalah dan pergumulannya dan mempertaruhkan hidupnya kepada Tuhan. Dan dengan Paradigma yang baru dia meminta agar pihak sekolah memberinya sekali lagi kesempatan melatih Tim. Pada awalnya pihak sekolah keberatan, namun akhirnya diputuskan untuk memberikan kesempatan terakhir.
Dan dengan paradigma yang baru Pelatih Taylor semakin percaya diri dan ia mulai melatih muridnya, bersama kekuatan Tuhan dan melakukan pendekatan
kepada tim asuhannya. Dia menanamkan filosofi bahwa Menang atau Kalah Harus Tetap Memuliakan Tuhan karena segala hal yang utama
bukan hasil, melainkan bagaimana cara yang dilakukan. Pada awalnya
anggota Tim kebingungan, namun akhirnya mereka menikmati suasana
latihan yang selalu diawali dengan doa. Mereka berlatih untuk
menghadapi “TIM GIANT” yang sesuai dengan namanya terdiri dari orang
yang besar-besar. Tim ini terkenal sangat tangguh dan sangat jarang
terkalahkan.
Hal-hal yang terjadi dalam hidup Pelatih
Taylor justru membantu dia untuk menemukan tujuan yang
lebih besar daripada sekedar menang dalam pertandingan. Perjalanan
spiritual yang terjadi dalam dirinya dan keberanian untuk percaya dengan
Tuhan membuatnya mempunyai semangat baru di tim nya. Yang pada
akhirnya membuahkan keberhasilan di dalam dan di luar lapangan football dan tidak hanya itu saja tetapi Pelatih Taylor juga mulai mengetahui dengan pasti tujuan hidupnya.
Film ini benar-benar direkomendasikan untuk ditonton karena memberikan inspirasi buat kita bahwa setiap kegagalan yang ada merupakan suatu proses yang mungkin harus dilalui banyak orang tetapi kegagalan itu bukan akhir segalanya tetapi justru sebagai suatu alat untuk membentuk karakter kita menjadi lebih tangguh, tidak ada kata menyerah tapi hanya ada kata berserah kepada Tuhan dan menjadi pribadi yang rendah hati,taat dan percaya kepada Tuhan.
Saat ini mungkin kita merasa sudah capek dengan kegagalan-kegagalan yang kita hadapi dan juga dengan masalah-masalah yang mungkin tak kunjung habis-habisnya, dan kita sudah putus asa, rasanya ingin menyerah saja dari apa yang kita kerjakan atau bahkan mungkin kita mulai menyalahkan Tuhan akan kegagalan-kegagalan kita dan keadaan hidup kita yang sulit dan masih belum berubah tetapi melalui film kita dapat pencerahan bahwa Allah itu mengasihi kita dan Allah menginginkan rencana-Nya yang terjadi dalam hidup kita, bukan rencana kita, dan rencana-Nya itu pasti terbaik. Dan Allah juga masih melakukan muzizat-Nya sampai sekarang karena Dia adalah Allah yang berkuasa. Amin...
Selamat menonton bagi yang belum menonton...dan kalau ingin mendownload film Facing The Giants
Saat ini mungkin kita merasa sudah capek dengan kegagalan-kegagalan yang kita hadapi dan juga dengan masalah-masalah yang mungkin tak kunjung habis-habisnya, dan kita sudah putus asa, rasanya ingin menyerah saja dari apa yang kita kerjakan atau bahkan mungkin kita mulai menyalahkan Tuhan akan kegagalan-kegagalan kita dan keadaan hidup kita yang sulit dan masih belum berubah tetapi melalui film kita dapat pencerahan bahwa Allah itu mengasihi kita dan Allah menginginkan rencana-Nya yang terjadi dalam hidup kita, bukan rencana kita, dan rencana-Nya itu pasti terbaik. Dan Allah juga masih melakukan muzizat-Nya sampai sekarang karena Dia adalah Allah yang berkuasa. Amin...
Selamat menonton bagi yang belum menonton...dan kalau ingin mendownload film Facing The Giants
No comments:
Post a Comment