Friday, August 8, 2014

Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Belum Maksimal


Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.  Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia. Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak.   Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar. (Wikipedia Indonesia)


Tapi sayangnya walaupun kita mempunyai sumber daya alam yang sangat kaya, negara kita belum bisa memaksimalkan seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan yang kita miliki.  Sebagai contoh di bidang pertanian, kita masih banyak mengimpor produk pertanian seperti beras, jagung, kedelai, gandum,buah-buahan dan lain sebagainya.  Harga jual produk pertanian dalam negeri lebih mahal daripada produk pertanian luar negeri, hal itu merupakan salah satu penyebab alasan pengusaha lebih memilih produk impor untuk dijual di Indonesia dibandingkan produk pertanian dalam negeri.  Itulah yang menyebabkan petani Indonesia masih banyak yang miskin dan akhirnya menyebabkan penduduk Indonesia enggan menjadi petani tapi lebih memilih menjadi karyawan di sebuah perusahaan. 


Kita juga belum sepenuhnya memanfaatkan daya tarik alam kita yang indah untuk menjadi obyek wisata. Selama ini kita hanya mengandalkan Bali, Lombok sebagai primadona wisata.  Padahal masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki alam yang indah seperti pulau Bunaken di Sulawesi Utara dimana keindahan bawah lautnya menjadi surga bagi para penyelam. Kepulauan  Raja Ampat di provinsi Papua juga berpotensi sebagai objek wisata karena seperti Bunaken, Raja Ampat memiliki keindahan bawah laut dan termasuk salah satu tempat terbaik di dunia untuk menyelam.  Dan masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang layak dijadikan objek wisata tapi belum dikelola dengan baik karena kurangnya sarana dan prasarana di daerah tersebut, penataan kota, pengelolaan sumber daya manusianya, dan lain sebagainya. Pemerintah juga di nilai kurang serius menangani masalah pariwisata tersebut.  


Bukan hanya kekayaan hayati,  Indonesia juga merupakan penghasil jenis bahan tambang yang sangat besar seperti emas di Papua yang saat ini di eksploitasi oleh perusahaan Asing tapi rakyat Papua sendiri banyak yang miskin.   Belum lagi hasil-hasil tambang yang lain mulai dari petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, dan perak yang hasilnya belum bisa mensejahterahkan seluruh penduduk di Indonesia. Padahal UUD pasal 33 menyatakan kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.


Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kita di bidang teknologi sehingga kita belum bisa memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya yang kita miliki. Dan pemerintah belum mendorong kemajuan industri hulu sehingga kita masih mengimpor untuk industri hulu sehingga hal itu juga membuat keterbatasan kita dalam memanfaatkan sumber daya alam kita. Juga masalah peraturan-peraturan ataupun kebijakan pemerintah belum mampu mengatasi hambatan-hambatan untuk pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal. Peraturan atau kebijakan pemerintah saat ini dinilai cenderung lebih memperkaya investor-investor asing yang akhirnya lebih banyak mengeksploitasi kekayaan alam kita, karena orientasi pemerintah hanya kepada ekspor tanpa memandang kecukupan dalam negeri.  Belum lagi tumpang tindih antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan kekayaan alam masing-masing daerah membuat semakin kacau dalam pengelolaan sumber daya alam kita.


Pengeksplotasian alam yang salah dan berlebihan oleh oknum-oknum tertentu yang mengakibatkan kerusakan alam membuat potensi alam yang kita miliki semakin berkurang. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kelestarian alam dan juga kurangnya pengawasan dari pemerintah.


Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pemanfaatan sumber daya alam kita maka diperlukaan paradigma yang baru baik dari pemerintah, pengusaha maupun rakyat sehingga dengan paradigma yang baru maka pemerintah akan lebih serius mengatasi permasalahan yang ada sekarang ini dengan menghapus kebijakan atau peraturan pemerintah yang lama yang merugikan kita dalam mengembangkan sumber daya alam kita dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang  baru yang jelas dan bermanfaat bagi pemanfaatan sumber daya alam kita sehingga menjadi lebih maksimal dan bernilai tambah lebih. Pengawasan juga diperlukan untuk setiap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan karena dengan pengawasan maka dapat menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan kebijakan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu karena keserakahan pribadi.


Dan juga kita perlu inovasi di bidang teknologi karena dengan teknologi yang maju kita tidak perlu tergantung dengan negara lain dalam memenuhi kebutuhan industri hulu. Untuk dapat melakukan inovasi di bidang teknologi maka pemerintah harus memfokuskannya pada mutu pendidikan di Indonesia. Apalagi saaat ini pendidikan Indonesia masih ada di peringkat terbawah dunia. Dengan memperbaiki mutu pendidikan maka akan melahirkan peneliti-peneliti baru dan juga para ilmuwan baru yang akan berguna bagi pembangunan di Indonesia.


Dengan kesungguhan dari pihak pemerintah dalam mengatasi masalah sumber daya alam dan lingkungan maka saya yakin masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat yang makmur dan sejahtera.


No comments:

JUMP MENU

Jump Menu
!--Page Navigation Start-->