Pengembangan kawasan perkotaan sekitar danau Laut Tawar Provinsi
Aceh diduga jadi penyebab pencemaran air danau (Foto credit: VOA)
Kita mungkin kenal dengan istilah lebih baik mencegah daripada mengobati
yang artinya sebelum sakit maka kita harus menjaga kesehatan dan berpola hidup
yang sehat karena kalau sudah sakit pasti biaya yang dikeluarkan sangat
banyak. Demikian juga dengan masalah
lingkungan hidup lebih baik memelihara dan menjaga daripada harus menyelematkan
karena biasanya untuk menyelamatkan lingkungan hidup dibutuhkan biaya yang
sangat mahal. Tapi yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya, banyak masalah lingkungan
hidup yang terjadi di Indonesia dikarenakan kurangnya pengawasan atau kontrol
dari pemerintah terhadap permasalahan lingkungan hidup.
Indonesia merupakan negara yang bukan hanya
mempunyai kekayaan alam yang kaya
tapi juga mempunyai pemandangan alam yang indah yang bisa dijadikan objek
wisata salah satunya danau. Banyak
sekali danau-danau yang terdapat di
Indonesia, diperkirakan jumlah danau di Indonesia sebanyak 840 danau besar dan 735 danau
kecil (situ) maka hati saya sangat
miris sekali ketika mengetahui ada 15 danau di Indonesia yang saat ini dalam kondisi kritis bahkan ada
satu danau yaitu danau Wanagon (Papua) benar-benar sudah
hilang setelah membaca
artikel VOA tanggal 17 Juni 2012 yang berjudul Aktivis desak Pemerintah lebih
serius tangani danau kritis di indonesia.
Setelah ada kerusakan danau yang parah, pemerintah Indonesia baru disibukkan
dengan aksi penyelamatan danau, seperti proses
penyelamatan Danau Rawa Pening, yang
baru membentuk gerakan penyelamatan pada tahun 2011 yang
lalu. Dan juga untuk menyelematkan ke 15 danau yang rusak
tersebut memerlukan biaya yang sangat mahal yaitu bisa sampai triliunan rupiah.
Berdasarkan data Kementrian Negara Lingkungan Hidup ( 2009 ), terdapat
sembilan danau yang kondisinya kritis dan memerlukan prioritas penanganan tapi
ternyata sekarang danau yang kondisinya kritis itu meningkat menjadi 15 danau
yang berarti danau yang kritis bertambah
sebanyak 6 danau. Sementara
kondisi danau-danau yang lain banyak yang sudah tercemar oleh
berbagai limbah, mulai dari limbah rumah tangga, enceng gondok, sisa pakan
ikan, hingga limbah organik.
Faktor-faktor yang
menyebabkan kerusakan danau antara lain:
1. Kerusakan
lingkungan dan erosi lahan yang disebabkan oleh penebangan hutan dan pengolahan
lahan yang tidak benar, sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi dan
menyebabkan pendangkalan serta penyempitan danau.
2. Pembuangan limbah
penduduk, industri, pertambangan dan pertanian yang menyebabkan pencemaran air
danau.
3. Penangkapan ikan
dengan cara yang merusak sumber daya (overfishing).
4. Pembudidayaan ikan
dengan keramba jaring apung yang tidak terkendali sehingga berpotensi
pembuangan limbah pakan ikan dan pencemaran air.
5. Pengambilan air
danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air (PLTA) yang kurang
memperhitungkan keseimbangan hidrologi danau sehingga mengubah karakteristik
permukaan air danau dan sempadan danau.
Kerusakan
danau
yang terjadi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pendangkalan dan
penyempitan danau, yang telah merusak ekosistem danau bertipe paparan banjir.
2. Pencemaran kualitas
air danau yang menggangu pertumbuhan biota akuatik dan pemanfaatan air danau.
Bila terjadi bencana arus balik (overturn) bahan pencemaran dari dasar danau
terangkat ke permukaan air.
3. Kehilangan
keanekaragaman hayati (biodiversity).
4. Pertumbuhan gulma
air sebagai akibat pencemaran limbah organik dan zat hara (unsur Nitrogen dan
Phosphor).
5. Pertumbuhan alga
atau marak alga (algae bloom) yang disebabkan proses penyuburan air danau
akibat pencemaran limbah organik dan zat penyubur.
6. Perubahan fluktuasi
muka air danau, yang disebabkan oleh kerusakan DAS dan DTA serta pengambilan
air dan tenaga air, sehingga mengganggu keseimbangan ekologis daerah sempadan
danau.
Dari faktor-faktor
penyebab kerusakan danau di atas, menurut saya diakibatkan beberapa hal sebagai
berikut:
1.
Sebagian
besar akibat dari kesalahan manusia yang begitu serakah yang tidak
memperdulikan kelestarian lingkungan hidup demi mendapatkan keuntungan atau kekayaan
pribadi.
2.
Masyarakat
Indonesia yang tinggal di sekitar danau kebanyakan kurang perduli dengan
masalah lingkungan hidup karena mereka menganggap itu bukan tanggung jawab
mereka tetapi tanggung jawab pemerintah dalam hal memelihara lingkungan hidup.
3.
Eksploitasi
sumber daya danau yang berlebihan yang dilakukan masyarakat di sekitar danau
sehingga tidak memperhatikan lagi keselamatan danau.
4.
Masyarakat
Indonesia yang tinggal di sekitar danau kurang mengetahui dampak kerusakan
danau bagi lingkungan hidup dan juga perekonomian atau kesejahateraan mereka
sendiri.
5.
Belum
optimalnya pemerintah melalui Instansi yang terkait dalam hal pengawasan dan
pemeliharaan danau-danau tersebut.
6.
Kurangnya
kerja sama antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi atau daerah
dimana danau-danau tersebut berada untuk memelihara, mengawasi danau-danau
tersebut.
Pemerintah dan
masyarakat Indonesia hendaknya belajar dari kesalahan ini sehingga danau-danau
Indonesia yang belum rusak hendaknya tetap dipelihara, diawasi, dijaga kelestariannya
dan dilindungi jangan sampai rusak dan hilang danau-danau tersebut seperti ke-15 danau yang sedang diupayakan penyelamatannya ini, karena
danau-danau tersebut merupakan kekayaan alam yang sangat mahal bagi negara kita.
Sumber:
2. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CE4QFjAA&url=http%3A%2F%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F54890%2FBAB%2520I%2520Pendahuluan.pdf%3Fsequence%3D4&ei=bdXzT9q4CIfprQfa4aHLBg&usg=AFQjCNFiSVPLOdkei-amwAAyqWT4lakp2g&sig2=BV_Lrfy3K31nv-iqOoukWw
4. http://menyelamatkandanaulimboto.wordpress.com/pedoman-pengelolaan-ekosistem-danau-2/3-permasalahan/
No comments:
Post a Comment