Saya
hanya seorang pegawai swasta biasa, sebelum saya memulai untuk ber dagang
online saya banyak melakukan transaksi dengan menggunakan uang tunai. Sebelumnya
saya menggunakan pembayaran non tunai hanya ketika saya berbelanja online atau
membeli tiket pesawat, dimana saya melakukan pembayarannya melalui ATM.
Tetapi
setelah saya mulai berjualan online saya mulai melirik untuk mendaftar internet
banking dan mobile banking karena transaksi melaui internet banking atau mobile
banking memudahkan saya untuk mengecek mutasi bank dan melihat apakah transfer
dari pembeli sudah masuk. Tentu saja menggunakan transaksi non tunai melalui
internet banking ataupun mobile bangking lebih praktis dan saya tidak perlu repot
harus pergi bolak-balik ke tempat mesin ATM.
Awal
bulan Juli kemarin saya pergi liburan dengan beberapa teman saya ke beberapa
kota seperti Bandung, Jogja, dan Jakarta. Berhubung itu merupakan libur lebaran
tentu saja marak dengan tindak kejahatan karena itu sayapun hanya sedikit
membawa uang tunai. Semua transaksi yang saya lakukan banyak menggunakan
transaksi menggunakan non tunai mulai dari pembelian tiket pesawat PP
Palembang-Jakarta dan memesan Hotel atau Penginapan melalui Traveloka,
pembelian tiket Kereta Api PP Bandung-Jogja secara online melalui situs kereta
api. Dan belanja keperluan seperti air mineral botolan, biscuit,tisu dll di Alfa
Mart atau Indo Maret dengan menggunakan kartu debit, makan di restoran yang
bisa menerima pembayaran melaui kartu debit. Hanya makan di warteg ataupun
warung kecil yang masih menggunakan pembayaran dengan uang tunai.
Akhir
bulan September kemarin juga saya pergi liburan ke Korea dengan menggunakan
tour, karena semua akomodasi mulai dari hotel, transportasi, makan, biaya ke
tempat-tempat wisata dll semua sudah telah dipersiapkan tour maka itu
mengurangi saya membawa uang tunai.
Hanya tiket pesawat PP Palembang- Jakarta saya beli sendiri itupun melalui
skyscanner karena saya ikut tour dari Jakarta jadi berangkat ke Korea nya dari
Jakarta. Uang tunai yang saya bawa tidak banyak, hanya untuk keperluan membeli
oleh-oleh, membayar tipping tour leader dan guide tour. Karena saya membawa uang tunai tidak banyak
saya tidak lupa membawa Atm saya yang bisa saya gunakan tarik tunai di Korea
karena kartu
dengan logo Master Card, Visa dan Cirrus merupakan kartu yang paling gampang
digunakan dan diterima secara luas di seluruh Korea. Biaya tarik uang tunai
melalui Atm di Korea berkisar Rp. 30,000.
Saya
banyak melaukan transaksi non tunai melalui internet banking, mobile banking
seperti pembayaran BPJS Kesehatan, bayar lisrtik, PDAM, pembelian pulsa, membeli
tiket pesawat, tiket kereta api. Sementara untuk belanja online terkadang saya
melakukan pembayaran dengan kartu kredit terkadang melalui internet banking.
Sedangkan belanja di Mall, Supermaket, makan di Restoran atau cafe saya baru
menggunakan kartu debit.
Penggunaan
uang tunai se hari-hari yang saya lakukan adalah apabila saya belanja di pasar
tradisonal dan warung kecil dan juga untuk transportasi seperti naik angkutan
umum (saya pengguna angkutan umum untuk transportasi sehari-hari) bahkan naik TransMusipun
masih memakai uang tunai untuk membeli karcisnya. Dulu TransMusi sempat
menggunakan kartu tetapi karena melonjaknya penumpang maka banyak alat
tappingnya tidak layak pakai sehingga sampai sekarang penggunaan kartu pada Transmusi
masih belum bisa jalan. Saat ini Badan Usaha
Milik Daerah PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya selaku pengelola Bus Rapid Transit
TransMusi menyiapkan infrastruktur alat pembayaran memakai kartu seperti yang
dilakukan layanan bus TransJakarta.
PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi informatika MDP untuk penyediaan alat tapping yang baru supaya ke depannya kartu Transmusi bisa dilaksanakan. Jika penggunaan kartu transmusi bisa jalan maka semakin berkuranglah uang tunai yang saya gunakan.
PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi informatika MDP untuk penyediaan alat tapping yang baru supaya ke depannya kartu Transmusi bisa dilaksanakan. Jika penggunaan kartu transmusi bisa jalan maka semakin berkuranglah uang tunai yang saya gunakan.
Manfaat yang saya rasakan dengan bertransaksi non tunai
adalah sebagai berikut:
- Keamanan lebih terjamin Kena kita tidak perlu membawa uang tunai yang banyak untuk pergi ke mana-mana, tentu saja ini membuat kita lebih aman dari bahaya seperti kerampokan, kecopetan, kehilangan karena lalai dan sebagainya.
- Lebih praktis Jelas sangat praktis sekali karena mudah sekali melakukan transaksi non tunai dan juga tidak perlu direpotkan dengan menghitung uang secara manual. Kalau uangnya sedikit mungkin tidak masalah untuk menghitungnya tapi kalau uangnya sangat banyak tentu saja membuat repot.
- Lebih Efisien Tentu saja dengan melakukan transaksi non tunai seperti pengiriman uang atau pembayaran membuat lebih Efisien dalam soal waktu karena saya hanya cukup duduk di tempat saya dan membuka hp dan melakukan transaksi melalui internet banking atau mobile banking dimana proses transaksinya hanya memakan waktu beberapa menit saja apabila saluran internet bagus. Saya tidak perlu antre, tidak perlu mengalami kemacetan di jalan dan sebagainya. Oleh karena tidak perlu datang ke tempatnya untuk melakukan transaksi maka transaksi non tunai bisa efisiensi dalam soal biaya sepertin ongkos angkutan umum (untuk pengguna transportasi umum seperti saya)
- Lebih Produktif Buat saya dengan adanya transaksi non tunai membuat saya lebih produktif artinya saya bisa mencari penghasilan tambahan dengan berjualan online. Sejak kemajuan teknologi maka marak bisnis-bisnis online mulai dari skala kecil sampai besar. Dan siapapun sekarang dapat menjadi penjual online. Ini terjadi sejak ada kemudahan transaksi dengan menggunakan Non Tunai
- Lebih terkontrol Setiap transaksi Non Tunai mempunyai bukti yang jelas bisa merupakan struk, bukti faktur yang dikirim ke email kita dan lain sebagainya jadi kita bisa mengontrol keadaan keuangan kita dalam satu bulan.
Indonesia
belum seperti negara-negara maju lainnya yang telah menjadi negara Less Cash
Society, oleh karenanya Bank Indonesia
pada 14 Agustus 2014 mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (Smart Money Wave ) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap penggunaan instrumen nontunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk
suatu komunitas atau masyarakat yang bertransaksi nontunai dengan menggunakan
instrumen nontunai (Less Cash Society/LCS) dalam kegiatan ekonominya.
Ada beberapa jenis transaksi non tunai, antara lain sebagai berikut:
1. Berbasis warkat (paper based)
Warkat adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank sebagi instrumen penarikan dana nasabah yang memiliki fasiltas Rekening giro/Rekening koran, berupa Cek, Bilyet Giro, dan Nota Debit.
Cek adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat untuk membayarkan sejumlah uang yang tertulis pada cek kepada orang yang namanya tertera pada cek.
Bilyet Giro adalah surat perintah pembayaran bersyarat kepada bank penerbit agar memindahbukukan sejumlah dana kepada pihak penerima yang nama dan nomor rekeningnya disebutkan, pada bank penerima dana.
Nota Debit adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana pada bank lain untuk dimasukkan ke rekening nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut.
2. Dalam bentuk kartu
Berupa kartu kredit, kartu debet (ATM), Kartu Prabayar (prepaid), Uang Elektronik (e-money).
Kartu Kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya mmebeli barang-barang yang dibutuhkan secar hutang.
Kartu Debit/ ATM adalah kartu elektronik yang diberikan oleh bank yang kepada pemilik rekening yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara elektronis seperti mengecek mutasi rekening, saldo, mentransfer uang dan lain- lain serta mengambil uang dari mesin ATM.
Uang elektronik (e-money) adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik. Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital). Electronic Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang elektronik.
e- money ada yang berbasis chip dan ada yang berbasis server Uang elektronik berbasis chip based, diterbitkan oleh beberapa perusahaan, antara lain:
1. Flash (BCA)
2. E-Money (Bank
Mandiri)
3. Brizzi (BRI)
4. BNI Tap Cash (BNI)
5. Megacash (Bank Mega)
6. Nobu E-Money (Bank
Nobu)
7. Jakcard (Bank DKI)
8. Skye Mobile Money
(PT Sky Sab Indonesia)
Sementara, penerbit uang elektronik berbasis server, antara
lain:
1. Rekening Ponsel
(Bank CIMB Niaga)
2. Dompetku (Indosat)
3. Tcash (Telkomsel)
4. Finpay (Finnet)
5. Doku (Nusa Inti
Arta)
6. XL Tunai (XL Axiata)
7. Mynt E-Money
(Artajasa)
8. Delima (Telkom)
9. BBM Money (Bank
Permata)
Produk Uang Elektronik ( Foto: Bank BI) |
Berbagai manfaat dapat dirasakan dengan bertransaksi
non tunai secara global adalah:
Pertama, kepraktisan bertransaksi dan keamanan
dalam membawa instrumen non tunai dibandingkan dengan uang tunai.
Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi
instrument nontunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang
tunai tunai.
Ketiga, pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung aktivitas ekonomi. Hal
tersebut tentu dapat mencegah underground economy yang umumnya dilakukan dalam
bentuk tunai. Keempat, penggunaan alat pembayaran non tunai juga akan
meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money).
Setelah menyadari banyak manfaat dari menggunakan transaksi non tunai maka sebagai warga negara Indonesia kita mulai membuat perubahan dari masing-masing individu untuk mulai membiasakan diri dengan melakukan transaksi non tunai.
Setelah menyadari banyak manfaat dari menggunakan transaksi non tunai maka sebagai warga negara Indonesia kita mulai membuat perubahan dari masing-masing individu untuk mulai membiasakan diri dengan melakukan transaksi non tunai.
Khususnya
bagi generasi muda yang sangat inovatif dan cepat menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi, Ayo menjadi pelopor untuk menciptakan Less Cash Society
di lingkungan sekitarnya